top of page

MEMBANGUN IKATAN YANG KUAT DENGAN MURID MELALUI ASESMEN AWAL

dinifebriana22


Di awal tahun ajaran baru di SMP Negeri 2 Amlapura yang penuh semangat, guru dan murid baru bersiap-siap untuk memulai perjalanan pembelajaran yang baru. Semangat untuk memulai tahun ajaran yang baru dengan semangat belajar yang tinggi. Dalam semangat untuk memahami murid-muridnya dengan lebih mendalam, guru memutuskan untuk menerapkan asesmen awal non-kognitif. Tantangannya disini ialah bagaiamana dapat memahami murid-murid baru dengan cepat dalam waktu singkat dan membina koneksi yang kuat. Tujuannya bukan hanya sekadar mengenal murid secara pribadi, melainkan juga memberikan mereka peluang untuk merasakan kedekatan dan koneksi yang hangat dalam lingkungan belajar. Tantangan lainnya adalah bagaimana menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung agar murid baru dapat merasa terhubung dan dihargai.


Saat hari pertama sekolah dimulai, guru dengan antusias memperkenalkan diri kepada kelasnya. Ia berbagi latar belakangnya, minatnya, dan misinya sebagai guru. Guru memberikan pengenalan diri kepada murid-muridnya. Namun, yang menarik adalah bagaimana guru tidak hanya fokus pada dirinya sendiri, melainkan juga menunjukkan ketertarikannya yang tulus terhadap cerita-cerita unik yang dimiliki oleh setiap murid. Tantangan dalam hal ini ialah bagaimana membuka ruang untuk mendengarkan dan memahami cerita unik setiap murid dalam waktu yang singkat.



Mengerjakan Asesmen dan Tebak-tebakan

Dengan antusias, para murid mulai mengerjakan kuesioner asesmen yang disiapkan oleh guru. Mereka dengan jujur mengekspresikan minat, hobi, nilai, dan harapan pribadi mereka. Proses ini memberi murid kesempatan untuk merenung tentang diri mereka sendiri dan apa yang penting bagi mereka dalam konteks belajar. Kemudian, langkah yang paling menarik adalah saat murid-murid diminta untuk membuat tebak-tebakan tentang profil guru mereka. Mereka dengan semangat mulai merumuskan tebakan-tebakan kreatif yang mencerminkan imajinasi dan pandangan mereka terhadap guru. Proses ini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga mengembangkan kemampuan kognitif mereka dalam membuat asosiasi dan inferensi.

Selama proses ini, kelas dipenuhi dengan gelak tawa dan rasa senang. Para murid dengan riang berbagi tebak-tebakan mereka, menciptakan atmosfer yang santai dan penuh keakraban. Di balik tawa, aksi ini juga membantu membangun rasa saling mengenal antara murid dan guru, menghapus batas-batas formalitas dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih terbuka dan ramah.


Melalui pendekatan ini, guru berhasil membuka pintu komunikasi yang kuat dengan murid-murid. Mereka merasa dihargai dan didengar, yang pada gilirannya memberi dorongan positif terhadap semangat belajar mereka. Dengan menciptakan momen asesmen yang tidak hanya informatif tetapi juga menyenangkan, guru berhasil menciptakan fondasi yang kuat untuk pembelajaran yang berarti.



Membangun Hubungan dan Kepribadian Unggul

Ketika tiba saatnya guru mengumpulkan dan merenungkan hasil dari kuesioner dan tebak-tebakan, suasana dalam kelas menjadi penuh harap dan rasa ingin tahu. Dalam setiap lembaran kertas yang dipegang, terdapat potongan kecil dari dunia pribadi masing-masing murid yang siap untuk diungkap. 


Dari hasil kuesioner, guru merasa seperti menemukan harta karun informasi. Setiap jawaban adalah jendela menuju minat yang unik, mimpi yang berkilauan, dan nilai-nilai yang menggambarkan esensi mereka sebagai individu. Keragaman ini seperti mengilhami guru untuk merangkai puzzle yang lebih besar tentang kelasnya. Namun, momen yang paling menggetarkan hati adalah ketika guru membaca tebak-tebakan kreatif yang dibuat oleh muridmurid. Di antara lelucon-lelucon yang menggelitik, ada inti dari persepsi mereka terhadap guru. Ketajaman imajinasi mereka dan kemampuan mereka untuk melihat di balik kebiasaan harian guru adalah sesuatu yang memukau. Guru merasa tersentuh oleh sejauh mana mereka bisa mengintip ke dalam dunia guru, bahkan dari sekadar pengenalan pertama. Dalam momen ini, guru merasakan semangat penuh di dalam kelas. Guru tidak hanya menjadi pembimbing, tetapi juga teman yang ingin dipahami oleh murid-muridnya. Ini adalah saat-saat yang mendefinisikan ikatan emosional yang unik antara guru dan murid. 



Menciptakan Koneksi Emosional

Ruangan itu terasa penuh dengan kehangatan dan perasaan kebersamaan yang baru saja dijalin. Guru menyadari bahwa saat berbicara tentang hasil kuesioner dan tebak-tebakan, lebih dari sekadar informasi yang dibagikan. Itu adalah pertukaran emosi dan pandangan yang seolah-olah menghubungkan guru dan murid dalam tali tak terlihat. Dari hasil kuesioner, guru merasa seperti telah memasuki dunia rahasia setiap murid. Setiap jawaban adalah jendela yang terbuka lebar ke dalam pikiran mereka. Guru menyadari bahwa di balik kesamaan materi pelajaran, setiap murid memiliki perjalanan dan harapannya sendiri yang membentuk bagian tak terpisahkan dari siapa mereka.

Namun, yang paling berkesan adalah momen tawa bersama saat tebak-tebakan diungkapkan. Dalam tawa dan lelucon, ikatan terasa semakin kuat. Guru merasa seperti telah memasuki dunia imajinatif murid, di mana sepotong kecil dari kreativitas mereka ditampilkan. Murid-murid yang tampil sebagai pengarang tebak-tebakan lucu adalah murid yang mungkin paling diam di kelas, dan guru menyadari betapa pentingnya memberikan semua murid kesempatan untuk bersinar.


Proses ini membawa sebuah refleksi yang dalam. Guru menyadari bahwa pendidikan lebih dari sekadar pengetahuan yang ditransfer. Ini tentang merangkul keunikan masingmasing individu dan menghormati jalan yang mereka tempuh. Guru melangkah keluar dari sesi ini dengan rasa syukur karena telah diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari perjalanan murid-murid. Lingkungan yang lebih dari sekadar kelas pembelajaran, tetapi komunitas yang saling mendukung dan membangun satu sama lain, telah tercipta. Dan dalam refleksi ini, guru mengetahui bahwa kebersamaan ini akan terus tumbuh, membawa inspirasi dan semangat yang lebih dalam ke dalam setiap langkah dalam pendidikan.

Postingan Terakhir

Lihat Semua

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN 8

Oleh: Dini Febriana Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Fasilitator: Susanty Theresia Mangkey Pengajar Praktik: Putu Yoga Artana Jurnal...

Thanks for subscribing!

2023. Dini Febriana

  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn
  • YouTube
  • TikTok
bottom of page