top of page

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN 8

dinifebriana22

Oleh: Dini Febriana

Calon Guru Penggerak Angkatan 11

Fasilitator: Susanty Theresia Mangkey

Pengajar Praktik: Putu Yoga Artana

Jurnal refleksi dwimingguan ini disusun sebagai bagian dari proses pembelajaran dalam Program Calon Guru Penggerak, di mana saya merefleksikan pengalaman belajar yang telah dilalui dengan menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Ritchhart, Church, dan Morrison (2011). Model ini membantu saya untuk menggali keterkaitan materi yang didapat dengan peran saya sebagai calon pemimpin di bidang pendidikan, serta mendorong saya untuk mengeksplorasi tantangan, konsep-konsep utama, dan perubahan yang diharapkan setelah pembelajaran. Refleksi ini tidak hanya menjadi sarana evaluasi pribadi tetapi juga langkah penting dalam menginternalisasi pembelajaran dan menerapkannya dalam praktik profesional saya sebagai seorang pendidik. 

1) Connection:

Materi yang saya pelajari selama dua minggu ini sangat relevan dengan peran saya sebagai Calon Guru Penggerak. Dalam modul ini, saya semakin menyadari pentingnya coaching dan supervisi akademik yang berbasis pada kolaborasi serta refleksi. Sebagai Calon Guru Penggerak, kemampuan untuk membimbing rekan sejawat dengan metode coaching yang menekankan mendengarkan aktif, kehadiran penuh, serta mengajukan pertanyaan berbobot, sangat membantu dalam mengembangkan budaya belajar yang positif di sekolah. Keterampilan ini juga memberikan saya alat untuk lebih efektif mendampingi rekan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

2) Challenge:

Ada beberapa ide dan pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang biasa saya jalankan. Misalnya, selama ini dalam praktik supervisi, saya lebih cenderung memberikan masukan langsung tanpa melalui proses pertanyaan berbobot yang mendorong refleksi diri dari supervisee. Dalam materi ini, saya belajar bahwa melalui pertanyaan-pertanyaan yang baik, supervisee justru bisa lebih aktif menemukan solusi dan mengembangkan diri secara mandiri. Ini tantangan baru bagi saya, karena saya perlu lebih banyak berlatih untuk menggali insight dari supervisee daripada memberikan solusi instan.

3) Concept:

Konsep-konsep utama yang saya pelajari meliputi coaching berbasis kompetensi inti (presence, mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan berbobot) serta teknik RASA (Receive, Appreciate, Summarize, Ask). Konsep TIRTA (Tujuan, Investigasi, Refleksi, Tindak lanjut, dan Aksi) juga sangat penting sebagai kerangka percakapan coaching yang terstruktur. Selain itu, konsep supervisi akademik yang dilakukan dengan pendekatan coaching sangat bermanfaat untuk menciptakan budaya profesional di lingkungan sekolah. Saya melihat konsep-konsep ini sangat esensial untuk terus dibawa, bahkan setelah menjadi Guru Penggerak, karena mampu membangun kolaborasi yang lebih baik dan memberdayakan setiap guru dalam proses pengembangan diri.

4) Change:

Setelah mendapatkan materi ini, saya merasa perlu melakukan perubahan dalam cara saya berinteraksi dengan rekan sejawat dan peserta didik. Saya ingin lebih fokus menggunakan pendekatan coaching, terutama dalam hal menggali potensi dari pertanyaan yang mendalam dan reflektif. Saya juga berencana untuk lebih sering menggunakan teknik RASA dalam setiap percakapan penting, agar diskusi lebih bermakna dan solutif. Selain itu, saya ingin menjadi lebih sabar dalam mendampingi proses pengembangan diri orang lain, dengan memberikan ruang bagi mereka untuk menemukan solusi mereka sendiri melalui percakapan coaching yang efektif.

Postingan Terakhir

Lihat Semua

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3

PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR [Pengalaman/Materi Pembelajaran yang Baru Saja Diperoleh] Dalam modul 2.3 ini, saya...

Thanks for subscribing!

2023. Dini Febriana

  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn
  • YouTube
  • TikTok
bottom of page