top of page

Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 Budaya Positif

dinifebriana22
Keterkaitan Modul Budaya Positif dengan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak

Modul Budaya Positif memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan konsep-konsep dasar dalam pendidikan, terutama dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai dan peran Guru Penggerak, serta visi Guru Penggerak. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai keterkaitan tersebut:

  • Kemerdekaan Belajar: Konsep kemerdekaan belajar yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara sangat sejalan dengan prinsip-prinsip dalam modul Budaya Positif. Ketika kita menciptakan lingkungan belajar yang positif, kita memberikan ruang bagi murid untuk belajar secara aktif, mengembangkan potensi diri, dan membuat pilihan-pilihan mereka sendiri. Ini merupakan wujud nyata dari kemerdekaan belajar.

  • Keberpihakan pada Anak: Modul Budaya Positif menekankan pentingnya keberpihakan pada murid. Hal ini sejalan dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara yang selalu menempatkan anak sebagai pusat perhatian dalam proses pendidikan. Dengan menciptakan budaya positif, kita menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kesejahteraan dan perkembangan murid secara utuh.

  • Guru sebagai Fasilitator: Peran guru dalam modul Budaya Positif adalah sebagai fasilitator pembelajaran. Hal ini sejalan dengan visi Guru Penggerak yang menempatkan guru sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu menginspirasi dan memfasilitasi tumbuh kembang murid.

  • Pembelajaran yang Bermakna: Modul Budaya Positif mendorong pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kehidupan murid. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai yang ingin dicapai oleh Guru Penggerak, yaitu menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan relevan dengan konteks sosial budaya.

  • Karakter: Modul Budaya Positif juga menekankan pentingnya pembentukan karakter murid. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin membentuk manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, serta bertanggung jawab.


Secara lebih spesifik, keterkaitannya dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Dengan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara: Modul Budaya Positif merefleksikan konsep-konsep seperti ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri hsayayani. Guru sebagai fasilitator dalam modul ini mencerminkan konsep ing madya mangun karso, di mana guru berada di tengah-tengah murid, membimbing dan mengarahkan mereka.

  • Dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak: Modul ini sejalan dengan nilai-nilai Guru Penggerak, seperti kepemimpinan, kolaborasi, refleksi, dan inovasi. Guru Penggerak yang menerapkan konsep Budaya Positif akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan kolaboratif, serta terus melakukan refleksi untuk meningkatkan praktik pembelajarannya.

  • Dengan Visi Guru Penggerak: Visi Guru Penggerak adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Modul Budaya Positif memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai visi tersebut dengan memberikan kerangka kerja yang jelas tentang bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi tumbuh kembang murid.

Budaya Positif

Sebagai guru SMP, saya semakin menyadari pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif bagi murid. Melalui modul Budaya Positif, saya memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana membangun hubungan yang kuat dengan murid dan menciptakan kelas yang inklusif.


Pemahaman Konsep dan Penerapan

Konsep restitusi dan 5 posisi kontrol telah memberikan saya kerangka kerja yang sangat berguna dalam menghadapi berbagai masalah di kelas. Misalnya, ketika ada murid yang sering mengganggu teman sekelas, saya tidak langsung memberikan hukuman (posisi penghukum), tetapi mencoba memahami alasan di balik perilakunya (posisi sebagai teman). Dengan pendekatan ini, siswa tersebut merasa didengarkan dan lebih terbuka untuk berubah.

Selain itu, saya juga memperhatikan pemenuhan lima kebutuhan dasar manusia. Ketika seorang murid tampak murung dan sulit berkonsentrasi, saya mencoba mencari tahu apakah ada masalah pribadi yang sedang dia hadapi. Dengan memberikan dukungan emosional dan menciptakan suasana kelas yang aman, saya berharap dapat membantu murid tersebut merasa lebih baik.


Perubahan dalam Praktik

Sebelum mempelajari modul ini, saya seringkali berfokus pada pencapaian tujuan akademik dan kurang memperhatikan aspek sosial-emosional murid. Sekarang, saya lebih memperhatikan kesejahteraan siswa secara keseluruhan. Misalnya, saya memulai setiap pelajaran dengan kegiatan membangun hubungan, seperti berbagi cerita atau melakukan permainan ringan.


Tantangan dan Peluang

Salah satu tantangan terbesar adalah mengubah kebiasaan lama. Dulu, saya seringkali merasa tertekan untuk menyelesaikan seluruh materi pelajaran. Sekarang, saya menyadari bahwa membangun hubungan yang baik dengan siswa membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, saya juga melihat banyak peluang untuk tumbuh dan berkembang sebagai seorang pendidik.


Kesimpulan

Modul Budaya Positif telah memberikan saya pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dengan menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari, saya berharap dapat membantu siswa tumbuh menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan bahagia.


Pertanyaan untuk Diri Sendiri:

  • Bagaimana saya dapat lebih efektif dalam mengidentifikasi kebutuhan individu setiap siswa?

  • Strategi apa yang dapat saya gunakan untuk melibatkan orang tua siswa dalam menciptakan budaya positif di kelas?

  • Bagaimana saya dapat menjaga keseimbangan antara pencapaian tujuan akademik dan pengembangan sosial-emosional siswa?


Rencana Tindak Lanjut:

  • Mengikuti pelatihan tentang komunikasi efektif dan resolusi konflik.

  • Membuat kelompok belajar bersama rekan guru untuk berbagi pengalaman dan ide-ide baru.

  • Mengembangkan program mentoring bagi siswa yang membutuhkan dukungan tambahan.


Contoh Kasus dan Penerapan Konsep

  • Kasus: Seorang siswa seringkali terlambat masuk kelas.

    • Analisis: Siswa ini mungkin mengalami kesulitan bangun pagi atau memiliki masalah keluarga.

    • Penerapan: Saya akan berbicara dengan siswa tersebut secara pribadi untuk memahami alasan keterlambatannya. Jika ada masalah keluarga, saya akan menawarkan bantuan atau menghubungkannya dengan konselor sekolah.


  • Kasus: Terjadi perselisihan antara dua kelompok siswa.

    • Analisis: Perselisihan ini mungkin disebabkan oleh perbedaan pendapat atau kesalahpahaman.

    • Penerapan: Saya akan memfasilitasi mediasi antara kedua kelompok siswa, membantu mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka dan mencari solusi bersama.


Kesimpulan

Dengan menggabungkan konsep restitusi, 5 posisi kontrol, dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan inklusif. Setiap masalah yang muncul di kelas dapat menjadi peluang untuk tumbuh dan belajar.


 

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA


Judul Modul: Webinar Penyebaran Pemahaman Budaya Positif


Latar Belakang

Dalam konteks pendidikan di SMP Negeri 2 Amlapura, masih terdapat berbagai tantangan dalam mewujudkan budaya positif yang konsisten di lingkungan sekolah. Hal ini terlihat dari penerapan disiplin yang belum sepenuhnya mencerminkan pendekatan disiplin positif, serta pemahaman yang beragam terkait konsep budaya positif di kalangan guru dan siswa.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari upaya menyebarkan pemahaman yang lebih mendalam dan aplikatif mengenai budaya positif, saya sebagai Calon Guru Penggerak akan menyelenggarakan webinar bertajuk "Resep Sukses Membangun Lingkungan Positif yang Menyenangkan." Webinar ini bertujuan untuk membahas konsep-konsep kunci seperti Perubahan Paradigma Belajar, Disiplin Positif, Motivasi Perilaku Manusia, Kebutuhan Dasar Manusia, Posisi Kontrol Restitusi, Keyakinan Kelas, dan Segitiga Restitusi. Selain itu, webinar ini juga akan membagikan pengalaman praktis dalam menerapkan konsep-konsep tersebut di lingkungan sekolah, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi peserta dalam mengimplementasikannya di lingkungan mereka masing-masing.


Tujuan

Adapun tujuan dari tindakan ini adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan pemahaman tentang implementasi budaya positif di SMP Negeri 2 Amlapura.

2. Memberikan pemahaman tentang Perubahan Paradigma Belajar, Disiplin Positif, Motivasi Perilaku Manusia, Kebutuhan Dasar Manusia, Posisi Kontrol Restitusi, Keyakinan Kelas, dan Segitiga Restitusi.

3. Memberikan contoh implementasi Disiplin Positif, Motivasi Perilaku, Kebutuhan Dasar Manusia, Posisi Kontrol Restitusi, Keyakinan Kelas, dan Segitiga Restitusi.

4. Mengajak peserta webinar, baik guru maupun siswa, untuk mengimplementasikan konsep-konsep budaya positif di lingkungan kelas dan sekolah.


Tolok Ukur

Untuk mewujudkan rencana tindakan aksi nyata ini, diharapkan dapat memenuhi tolok ukur sebagai berikut:

1. Semua peserta webinar memahami rencana implementasi budaya positif di sekolah.

2. Semua peserta webinar memahami esensi dari Perubahan Paradigma Belajar, Disiplin Positif, Motivasi Perilaku Manusia, Kebutuhan Dasar Manusia, Posisi Kontrol Restitusi, Keyakinan Kelas, dan Segitiga Restitusi.

3. Semua peserta webinar memahami langkah-langkah mengimplementasikan Disiplin Positif, Motivasi Perilaku, Kebutuhan Dasar Manusia, Posisi Kontrol Restitusi, Keyakinan Kelas, dan Segitiga Restitusi.

4. Semua peserta webinar melakukan aksi nyata dalam mengimplementasikan konsep-konsep tersebut di kelas dan lingkungan sekolah.


Lini Masa Tindakan yang akan Dilakukan

Adapun lini masa tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tanggal 13 Agustus 2024: Pembuatan flyer dan pendaftaran webinar melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM)

2. Tanggal 14 Agustus 2024: Publikasi undangan webinar melalui grup WA dan Telegram

3. Tanggal 16 Agustus 2024: Pelaksanaan webinar


Dukungan yang Dibutuhkan

Dukungan yang dibutuhkan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut:

1. Dukungan dari kepala sekolah untuk memberikan ruang bagi guru dalam berdiskusi dan mengimplementasikan konsep-konsep budaya positif.

2. Dukungan dari semua guru untuk aktif berpartisipasi dalam webinar dan menerapkan budaya positif di kelas.

3. Dukungan dari siswa agar mendukung penerapan tindakan budaya positif oleh guru di kelas dan sekolah.


Postingan Terakhir

Lihat Semua

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN 8

Oleh: Dini Febriana Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Fasilitator: Susanty Theresia Mangkey Pengajar Praktik: Putu Yoga Artana Jurnal...

Thanks for subscribing!

2023. Dini Febriana

  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn
  • YouTube
  • TikTok
bottom of page